
Pada saat yang sama ada juga mangir tanah garapan lokal dengan para pemimpin yang disebut Ki Ageng Mangir Wanabaya. Seperti daerah lain di Jawa, pertempuran perebutan kekuasaan tidak bisa dihindari, atau antara Mangir dan Mataram. Hal ini sangat dimungkinkan karena lokasi perdikan Mangir dan Mataram sangat dekat bersama-sama, sekitar  ± 30 km. Jadi persaingan antara dua kekuatan menjadi tak terelakkan, terutama dengan bisnis memenuhi janji Joko Ki Ageng Pamanahan Tingkir (Sultan Hadi Wijaya) untuk kendali penuh Mataram.
Pada akhirnya Ki Ageng Mangir Mangir hilang setelah kematian di tangan Panembahan Senapati ketika dihadapkan dengan Sekar Pembayun dalam sebuah pernikahan yang dibuat oleh rekayasa untuk menghancurkan kekuasaan Mangir dan Mataram daerah lain yang juga membantu mangir, dan di tahun 1581 berhasil Ki Ageng Pamanahan menguasai Mataram (dan seterusnya).