Jeruk Bali memiliki nama Latin Citrus maxima, daging buahnya berwarna putih hingga merah dengan tekstur halus, rapat satu sama lain, serta mengandung banyak air. Jumlah biji umumnya sedikit, bahkan kadang tanpa biji.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menyatakan buah yang di Indonesia disebut dengan jeruk bali ini kaya akan vitamin dan mempunyai banyak khasiat untuk kesehatan.
Seperti yang di ulas oleh Prof. DR. Made Astawan, Ahli Teknologi Pangan dan Gizi, kandungan vitamin serta mamfaatnya bagi kesehatan, diantaranya :
Beberapa penelitian yang telah dilakukan menyatakan buah yang di Indonesia disebut dengan jeruk bali ini kaya akan vitamin dan mempunyai banyak khasiat untuk kesehatan.
Seperti yang di ulas oleh Prof. DR. Made Astawan, Ahli Teknologi Pangan dan Gizi, kandungan vitamin serta mamfaatnya bagi kesehatan, diantaranya :
Likopen cegah kanker
Pigmen utama pada jeruk bali yang berwarna merah adalah likopen. Kandungan likopen jeruk bali cukup tinggi, yaitu 350 mikrogram per 100 gram daging buah. Likopen dapat bersinergi dengan betakaroten (provitamin A) yang banyak terdapat pada jeruk bali, sehingga secara bersama-sama dapat berperan sebagai antioksidan yang kuat.
Pigmen utama pada jeruk bali yang berwarna merah adalah likopen. Kandungan likopen jeruk bali cukup tinggi, yaitu 350 mikrogram per 100 gram daging buah. Likopen dapat bersinergi dengan betakaroten (provitamin A) yang banyak terdapat pada jeruk bali, sehingga secara bersama-sama dapat berperan sebagai antioksidan yang kuat.
Beberapa tahun terakhir ini likopen menarik perhatian para ilmuwan pangan karena terbukti bermanfaat untuk mencegah berbagai penyakit kanker, terutama kanker prostat. Sebuah penelitian yang dilakukan di Universitas Harvard tahun 2002 membuktikan bahwa laki-laki yang mengonsumsi likopen dalam jumlah banyak, memiliki risiko terkena penyakit kanker lebih rendah, khususnya kanker prostat.
Likopen dan pektin cegah stroke serta serangan jantung.
Aktivitas antioksidan likopen ternyata dua kali lebih kuat daripada betakaroten, serta sepuluh kali lipat lebih kuat daripada vitamin E. Dengan demikian, reaksi likopen sebagai antioksidan di dalam tubuh lebih baik dibandingkan dengan vitamin A, vitamin C, atau vitamin E.
Jeruk dapat membersihkan sel darah merah tua serta menormalkan hematokrit. Tingkat hematokrit normal pada laki-laki adalah 40 hingga 54 persen, sedangkan wanita sekitar 37 hingga 47 persen. Bila hematokrit terlalu rendah, terjadi anemia. Sebaliknya, bila hematokrit terlampau tinggi, darah akan mengental dan memicu penyakit jantung.
Menurut penelitian Fuhrman dkk pada tahun 1997, konsumsi likopen sebanyak 3 mikromol per liter dapat mencegah oksidasi LDL hingga 65 persen, sedangkan betakaroten hanya mampu mencegah oksidasi LDL sebanyak 37 persen. Dengan demikian, konsumsi likopen dapat diandalkan untuk mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah, sehingga mampu mengurangi risiko terjadinya stroke dan penyakit jantung
Baik untuk Kulit, Gusi, dan Lambung
Dr. Thomas Brzozowski selaku ketua peneliti di Universitas Jagiellonian, Polandia, menyarankan agar para penderita luka lambung memasukkan jeruk ke dalam diet mereka. Hal ini sesungguhnya berlawanan dengan pendapat yang selama ini melarang penderita luka lambung makanan yang mengandung asam.
Baik untuk Kulit, Gusi, dan Lambung
Dr. Thomas Brzozowski selaku ketua peneliti di Universitas Jagiellonian, Polandia, menyarankan agar para penderita luka lambung memasukkan jeruk ke dalam diet mereka. Hal ini sesungguhnya berlawanan dengan pendapat yang selama ini melarang penderita luka lambung makanan yang mengandung asam.
Di dalam jeruk Bali ditemukan adanya kandungan antibakteri dan antioksidan. Kandungan tersebut dapat meredakan sistem getah perut, sehingga membantu proses penyembuhan luka, bahkan diyakini dapat mengurangi kadar enzim COX-1 dan COX-2 yang terkandung pada obat-obatan. Para peneliti meyakini bahwa ekstrak jeruk bali mampu menyatu dengan kedua enzim tersebut, sehingga dapat menyembuhan lambung.
Jeruk bali juga diyakini memiliki khasiat untuk memelihara kesehatan gusi. Peneliti dari Universitas Friedrich Schiller di Jerman membuktikan adanya hubungan antara kesehatan gusi responden dengan kebiasaan mereka mengonsumsi buah jeruk bali. Penelitian tersebut dilakukan terhadap 58 responden dengan kondisi gusi rusak yang cukup parah. Konsumsi jeruk bali secara rutin dalam jangka waktu sekitar dua minggu, ternyata dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan gusi mereka.
(Diolah dari berbagai sumber di internet)