Semilir angin musim semi memancarkan keindahan di salah satu sudut kota pengantin; Andalusia. Disekitarnya taman-taman dan tuna pepohonan tersinari cahaya matahari berwarna keemasan. Ia memang tampak seperti lingkaran emas.
Dibawah kedua bukitnya, mengalir sungai yang bening laksana jperak murni. Perahu-perahu kecil berlayar membentangkan layer baikan kepak saya merpati dan hijau daun yang merindukan bunga. Para nelayan bertolak dengan diiringi nyanyian. Penuh cinta… penuh cita. Sarat kesungguhan dan patriotik. Mereka melantunkan nyanyian dengan bermusikkan angin sepoi-sepoi namun terdengar layaknya seorang penyanyi mahir dengan suara merdu. Sebuah nyanyian yang menyimakan ombak derita, tercopot oleh setiap bait lagunya yang mereka nyanyikan.
Di atas sungai, terbentang jembatan panjang yang dibangun Umar Bin Abdul Aziz. Jembatan itu berdiri tegak dengan angkuh, seolah hendak menunjukkan kejayaan pemerintahan abad ke-XVII. Kokohnya seakan tengah menyuratkan pesan ketidakmampuan zaman mana pun untuk menandinginya.